0

CINTA LAMPU MERAH



Cinta Lampu Merah

 “kamu kenapa Di senyum-senyum terus,” tnya Arga ketika dilihatnya sahabatnya itu senyum-senyum kayak orang gila.
Ardi tak segera menyahut dengan pertanyaan sahabatnya itu.
“aku jatuh cinta Ga....”jawabnya kemudian dengan nada santai.
“jatuh cinta?” tanya Arga tak mengerti. Seingatnya Ardi sedang tidak dekat dengan cewek sekarang. Jangankan dekat dengan cewek,sahabat cewek saja dia tidak punya. Bukannya Ardi gimana-gimana,tapi Ardi mempunyai sifat yang dingin dan acuh kalau ke cewek. Dan sekarang Arga begitu tidak percaya kalau Ardi bisa mencintai seorang cewek.
“beneran kamu jatuh cinta Di,” tanyanya sekali lagi ,meyakinkan sahabatnya.
“apa aku pernah berbohong sama kamu Ga...?” ardi balik bertanya.
“iya,tapi siapa ceweknya....?”
Ardi tersenyum.

“aku tidak tahu siapa dia....”
“apa!” tanya Arga terbelalak. Bagaimana mungkin bisa mencintai orang yang tidak tau namanya siapa.
“ya aku tidak tau siapa dia Ga. Orang aku liat dia di lampu merah.” Jawab Ardi santai “waktu itu ada anak kecil mainin topeng monyet di lampu merah,terus dia ngasih uang anak itu. 50 ribu Ga,bayangin aja. Malah anak kecil itu dikasih roti juga. Gila,dijaman sekarang ternyata masih ada cewek semulia dia,” katanya berapi-api.
Arga masih tetap melongo dan tidak percaya dengan sahabatnya itu. Selama ini,menaklukan hati Ardi sangatlah sulit bagi seorang cewek. Hati Ardi bagaikan bongkahan es abadi di kutub utara,dan tidak taunya bongkahan es itu bisa mencair hanya dengan seorng gadis yang dilihatnya di sebuah lampu merah. Sungguh sulit dipercaya.
“jadi kamu beneran jatuh cinta?” tanya Arga kemudian.
“iya....”
“tanpa kamu tau namanya,asal usulnya atau sekedar alamatnya?”
Ardi mengangguk.
Arga benar-benar tak mengerti.
“jadi bagaimana kamu bisa kenal dia,kalau semuanya tentang dia saja kamu nggak tau?” tanya Arga menyadarkan sahabatnya itu.”jadi,kamu yakin itu cinta?”
“Arga sahabatku,inilah love in the first sight. Aku tidak tau kenapa,yang jelas hatiku berebar-debar lihat dia. Dan aku belum pernah merasakan perasaan seperti ini ke cewek lain.” Terang Ardi lagi.
Arga mendesah. Ternyata sahabatnya memang benar-benar sedang jatuh cinta.
“tapi kamu mau nyari dia dimana?”
“lampu merah lagi....”
“mau jadi penjaga lampu merah kamu?”
Arga tertawa geli mendengar ide sahabtnya yang begitu konyol itu.
“demi cinta.....” jawab Ardi santai kemudian menyambar handuk dan menutupkannya di muka Arga.
“sialan!” umpat Arga “cinta lampu merah...”
Ardi tertawa. Keduanya pun tertawa keras.
.......................................................................................

Sudah hari ke 7 Ardi terus mengintai gadis misterius itu di lampu merah. Selama 7 hari itu,tidak setiap hari pula dia bertemu gadis itu. Terkadang dia harus kecewa kalau gadis yang dikaguminya tidak terlihat batang hidungnya.
Arga yang melihat kegigihan sahabtnya itu merasa kasihan juga. Tapi geli juga hatinya melihat tingkah Ardi yang dirasanya begitu aneh,keluar masuk lampu merah.
“gimana,hari ini ketemu nggak?” tanya Arga sambil menyodorkan segelas soft drink kepada Ardi.
Ardi tak segera menjawab diteguknya soft drink itu sampai hampir habis. Hmmm...segar rasanya.
“nggak ketemu.” Jawabnya kemudian sedikit kecewa.
Arga tersenyum.kasihan juga melihat Ardi yang berkorban demi seorang gadis yang tak dikenalnya. Seorang gadis yang amat sangat dikaguminya,dipikirkanya tapi gadis itu sama sekali tak memikirkan Ardi. Jangankan memikirkan,membayangkan atau menyadari bahwa Ardi ada pun mungkin juga tidak.
“ayo ikut aku Di.” Ajak Arga tiba-tiba menghibur sahabatnya.
“kemana?”
“kampus temenku. Aku diundang kesana. Main-main gitu.....”
Ardi tampak berfikir. “ Ayo, aku juga males kuliah.”
“beneran...?”
Ardi mengangguk.
“lets go.” Kata Arga kemudian menstater motornya.
........................................................................................

“kok kamu nggak bilang sih Ga punya temen yang kuliah di sini?” tanya Ardi ketika ternyata Arga punya teman di kamus yang mereka datangi sekarang.
“ngapain bilang segala. Ini Cuma temenku SMP dulu. Kemarin pas aku nyari sepatu,kami ketemu terus ngobrol-ngobrol.” Jawab Arga panjang lebar.
“lha terus temenmu mana?” tanya Ardi lagi ketika dilihatnya belum ada satupun orang yang menghampiri mereka.
“nggak tau,katanya suruh nunggu sebentar. Masih kuliah...”
Ardi mengangguk. Pandanganya berkeliling mengamati gedung-gedung yang ada didepannya. Matanya terhenti ketika dilihatnya tali sepatu yang dipakainya lepas.
“huhhh...lepas.” katanya kemudian berjongkok ingin membetulkan tali sepatunya.
“Arga,lama nunggu....?” tiba-tiba terdengar suara seorang gadis memanggil Arga. Suaranya nyaring banget.
“Rena!” arga balik menyapa.
Ardi berdiri ingin juga mengetahui wajah gadis yang dipanggil Arga dengan “Rena” tersebut. Tapi betapa kaget dan terkejutnya dia ketika cewek yang ada didepannya adalah cewek yang dicari-carinya selama ini. Jadi..... namanya Rena? Dan ternyata selama ini,Rena adalah sahabat dari sahabatnya sendiri? Akh,benar-benar dunia memang sempit.
“kamu kenapa Di?” tanya Arga ketika dilihatnya wajah Ardi berubah seperti orang bingung.
“em...em....”jawab Ardi terbata-bata.”bukannya kamu gadis yang beberapa hari lalu kasih roti ke seorang anak yang lagi main topeng monyet di lampu merah itu?” tiba-tiba kata-kata itu meluncur dengan sendirinya dari mulut Ardi.
Rena mengerutkan keningnya.”iya...lha kamu kok tau?” tanyanya tak mengerti.
Arga tertawa. Dia akhirnya menyadari apa yang terjadi pada diri Ardi. Ternyata cewek yang dikagumi Ardi adalah Rena,sahabatnya waktu SMP dulu.
“owh..... jadi itu to....!” kata Arga masih dengan tertawa.
Ardi melirik Arga,dengan maksud agar Arga tidak bicara macam-macam dulu kepada Rena. Arga mengerti dengan apa yang diisyaratkan oleh Ardi,kemudian dia terdiam.
“kenapa...?”tanya Rena sekali lagi tidak mengerti.
Ardi tersenyum.”nggak kok,kemarin pas kamu kasih uang dan makanan ke anak itu,aku dibelakangmu”jawabnya.
“benarkah...?”tanya Rena kemudian.
Ardi mengangguk.
Arga kembali tertawa. “sudah...sudah...dunia memang sempit. Perkenalkan Ren,dia Ardi sahabtku dan Ardi ini Rena,sahabatku waktu SMP.”katanya memperkenalkan.
Ardi tersenyum simpul menerima uluran tangan Rena. Jantungnya berdesir ketika tangannya bersentuhan dengan tangan Rena. Dia tak menyangka kalau akhirnya bisa berkenalan dan akrab dengan Rena.
“ayo,nyari tempat duduk yang nyaman.”ajak Rena tiba-tiba.
“dimana...?”tanya Arga.
“udah...ikuti aku aja.”jawabnya kemudian melangkah.
Ardi dan Arga mengikutinya dari belakang.
...............................................................................

Ardi semakin dekat dengan Rena. Ternyata Rena anak yang baik,manis dan cantik lagi. Tak heran jika Ardi merasa semakin cocok dengan gadis manis tersebut. Dan yang lebih membuat Ardi bahagia adalah,ternyata Rena masih sendiri. Rena masih free,belum dimiliki oleh siapapun.
“ehm...dinner dimana Di?” tanya Arga ketika dilihatnya Ardi sudah berpakaian rapi.
“jalan-jalan.”jawabnya datar sambil mengikat tali sepatunya.
“Ga makasih ya,kasih support terus buat hubungan aku sama Rena.” katanya kemudian.
“maksud kamu?” Arga tak mengerti.
“aku sudah 1 bulan lebih kenal Rena. dan aku merasa cocok dengan dia Ga. Malam ini aku pengen nembak dia.”jawab Ardi mantap.
Arga tersenyum.”beneran...?”tanyanya lagi.
Ardi mengangguk.
“okey. Semoga Rena jadi milik kamu sobat.” Ujar Arga tulus.
Ardi tersenyum. Hatinya bahagia. Arga adalah sahabat terbaiknya.
..................................................................................................

“kamu tau nggak kenapa aku begitu peduli dengan anak kecil?” tanya Rena kepada Ardi malam itu.
Ardi menatap Rena. wajah bulat telurnya semakin kelihatan cantik ditimpa cahaya bulan.
“kenapa?”
Rena mendesah pelan.” Aku kasihan melihat mereka Di. Belum saatnya mereka bekerja sekeras itu.” Jawabnya.
“terus apa yang kamu inginkan?” tanya Ardi lagi.
“aku ingin melindungi mereka Di. Suatu saat nanti aku ingin mendirikan sebuah rumah singgah untuk mereka.”jawabnya mantap.
Ardi terdiam. Dia merasakan kepedulian Rena kepada anak-anak terlantar itu.
“aku juga ingin melindungi kamu. Seperti kamu melindungi mereka.” Kata Ardi tiba-tiba.
Rena menoleh. Meyakinkan apa yang baru saja diucapkan ardi.
“maksud kamu?”
Ardi menggenggam tangan Rena. “maksudku,aku ingin menjadi orang yang berarti dihidup kamu.aku ingin melindungi kamu seperti kamu melindungi mereka. Aku ingin mengasihi kamu seperti kamu mengasihi mereka,dan aku juga ingin menyayangi kamu seperti kamu menyayangi mereka.”tuturnya mantap.
“Ardi,kamu.....” kata Rena tak percaya.
“iya,aku mencintai kamu. Aku menyayangi kamu Rena. jauh sebelum kau kenal aku. Aku sudah mencintai kamu ren. Ketika melihat kamu di lampu merah itu,aku sudah mencintai kamu ren. Hingga setiap hari,aku mencarimu di lampu merah itu.” Jawab Ardi jujur.
Rena membisu. Dia tak menyangka bahwa Ardi akan sangat begitu mengharapkannya.
“Rena,maukah kau menjadi kekasihku?”
Rena menunduk. Mukanya memerah menahan malu. Dalm hati kecilnya dia begitu bahagia,hatinya tersanjung. Trnyata masih ada orang seperti Ardi.
Diberanikannya menatap mata Ardi yang penuh harap itu. Dan kemudian dia mengangguk dengan pelan.
Ardi tersenyum. Kebahagiaannya membuncah. Pengharapnnya selama ini telah menjadi kenyataan. Gadis yang dilihatnya di lampu merah itu nyata dan sekarang menjadi miliknya.
“aku mencintaimu Rena...sangat mencintaimu!” teriaknya kemudian memeluk Rena dengan erat. Hatinya begitu bahagia.
Hmmm... sungguh akhir yang indah.
.................................................................
Siguiente Anterior Inicio