Cinta Lampu Merah
“kamu kenapa Di senyum-senyum
terus,” tnya Arga ketika dilihatnya sahabatnya itu senyum-senyum kayak orang
gila.
Ardi tak segera menyahut dengan pertanyaan sahabatnya itu.
“aku jatuh cinta Ga....”jawabnya kemudian dengan nada santai.
“jatuh cinta?” tanya Arga tak
mengerti. Seingatnya Ardi sedang tidak dekat dengan cewek sekarang. Jangankan
dekat dengan cewek,sahabat cewek saja dia tidak punya. Bukannya Ardi
gimana-gimana,tapi Ardi mempunyai sifat yang dingin dan acuh kalau ke cewek.
Dan sekarang Arga begitu tidak percaya kalau Ardi bisa mencintai seorang cewek.
“beneran kamu jatuh cinta Di,”
tanyanya sekali lagi ,meyakinkan sahabatnya.
“apa aku pernah berbohong sama
kamu Ga...?” ardi balik bertanya.
“iya,tapi siapa ceweknya....?”
Ardi tersenyum.
“aku tidak tahu siapa dia....”
“apa!” tanya Arga terbelalak.
Bagaimana mungkin bisa mencintai orang yang tidak tau namanya siapa.
“ya aku tidak tau siapa dia
Ga. Orang aku liat dia di lampu merah.” Jawab Ardi santai “waktu itu ada anak
kecil mainin topeng monyet di lampu merah,terus dia ngasih uang anak itu. 50
ribu Ga,bayangin aja. Malah anak kecil itu dikasih roti juga. Gila,dijaman
sekarang ternyata masih ada cewek semulia dia,” katanya berapi-api.
Arga masih tetap melongo dan
tidak percaya dengan sahabatnya itu. Selama ini,menaklukan hati Ardi sangatlah
sulit bagi seorang cewek. Hati Ardi bagaikan bongkahan es abadi di kutub
utara,dan tidak taunya bongkahan es itu bisa mencair hanya dengan seorng gadis
yang dilihatnya di sebuah lampu merah. Sungguh sulit dipercaya.
“jadi kamu beneran jatuh
cinta?” tanya Arga kemudian.
“iya....”
“tanpa kamu tau namanya,asal
usulnya atau sekedar alamatnya?”
Ardi mengangguk.
Arga benar-benar tak mengerti.
“jadi bagaimana kamu bisa
kenal dia,kalau semuanya tentang dia saja kamu nggak tau?” tanya Arga
menyadarkan sahabatnya itu.”jadi,kamu yakin itu cinta?”
“Arga sahabatku,inilah love in the first sight. Aku tidak tau
kenapa,yang jelas hatiku berebar-debar lihat dia. Dan aku belum pernah
merasakan perasaan seperti ini ke cewek lain.” Terang Ardi lagi.
Arga mendesah. Ternyata sahabatnya memang benar-benar sedang jatuh
cinta.
“tapi kamu mau nyari dia dimana?”
“lampu merah lagi....”
“mau jadi penjaga lampu merah kamu?”
Arga tertawa geli mendengar ide sahabtnya yang begitu konyol itu.
“demi cinta.....” jawab Ardi santai kemudian menyambar handuk dan
menutupkannya di muka Arga.
“sialan!” umpat Arga “cinta
lampu merah...”
Ardi tertawa. Keduanya pun
tertawa keras.
.......................................................................................
Sudah hari ke 7 Ardi terus
mengintai gadis misterius itu di lampu merah. Selama 7 hari itu,tidak setiap
hari pula dia bertemu gadis itu. Terkadang dia harus kecewa kalau gadis yang
dikaguminya tidak terlihat batang hidungnya.
Arga yang melihat kegigihan
sahabtnya itu merasa kasihan juga. Tapi geli juga hatinya melihat tingkah Ardi
yang dirasanya begitu aneh,keluar masuk lampu merah.
“gimana,hari ini ketemu
nggak?” tanya Arga sambil menyodorkan segelas soft drink kepada Ardi.
Ardi tak segera menjawab
diteguknya soft drink itu sampai hampir habis. Hmmm...segar rasanya.
“nggak ketemu.” Jawabnya
kemudian sedikit kecewa.
Arga tersenyum.kasihan juga
melihat Ardi yang berkorban demi seorang gadis yang tak dikenalnya. Seorang
gadis yang amat sangat dikaguminya,dipikirkanya tapi gadis itu sama sekali tak
memikirkan Ardi. Jangankan memikirkan,membayangkan atau menyadari bahwa Ardi
ada pun mungkin juga tidak.
“ayo ikut aku Di.” Ajak Arga
tiba-tiba menghibur sahabatnya.
“kemana?”
“kampus temenku. Aku diundang
kesana. Main-main gitu.....”
Ardi tampak berfikir. “ Ayo,
aku juga males kuliah.”
“beneran...?”
Ardi mengangguk.
“lets go.” Kata Arga kemudian menstater motornya.
........................................................................................
“kok kamu nggak bilang sih Ga
punya temen yang kuliah di sini?” tanya Ardi ketika ternyata Arga punya teman
di kamus yang mereka datangi sekarang.
“ngapain bilang segala. Ini
Cuma temenku SMP dulu. Kemarin pas aku nyari sepatu,kami ketemu terus
ngobrol-ngobrol.” Jawab Arga panjang lebar.
“lha terus temenmu mana?”
tanya Ardi lagi ketika dilihatnya belum ada satupun orang yang menghampiri
mereka.
“nggak tau,katanya suruh
nunggu sebentar. Masih kuliah...”
Ardi mengangguk. Pandanganya
berkeliling mengamati gedung-gedung yang ada didepannya. Matanya terhenti
ketika dilihatnya tali sepatu yang dipakainya lepas.
“huhhh...lepas.” katanya
kemudian berjongkok ingin membetulkan tali sepatunya.
“Arga,lama nunggu....?”
tiba-tiba terdengar suara seorang gadis memanggil Arga. Suaranya nyaring
banget.
“Rena!” arga balik menyapa.
Ardi berdiri ingin juga
mengetahui wajah gadis yang dipanggil Arga dengan “Rena” tersebut. Tapi betapa
kaget dan terkejutnya dia ketika cewek yang ada didepannya adalah cewek yang
dicari-carinya selama ini. Jadi..... namanya Rena? Dan ternyata selama ini,Rena
adalah sahabat dari sahabatnya sendiri? Akh,benar-benar dunia memang sempit.
“kamu kenapa Di?” tanya Arga
ketika dilihatnya wajah Ardi berubah seperti orang bingung.
“em...em....”jawab Ardi
terbata-bata.”bukannya kamu gadis yang beberapa hari lalu kasih roti ke seorang
anak yang lagi main topeng monyet di lampu merah itu?” tiba-tiba kata-kata itu
meluncur dengan sendirinya dari mulut Ardi.
Rena mengerutkan
keningnya.”iya...lha kamu kok tau?” tanyanya tak mengerti.
Arga tertawa. Dia akhirnya
menyadari apa yang terjadi pada diri Ardi. Ternyata cewek yang dikagumi Ardi
adalah Rena,sahabatnya waktu SMP dulu.
“owh..... jadi itu to....!”
kata Arga masih dengan tertawa.
Ardi melirik Arga,dengan
maksud agar Arga tidak bicara macam-macam dulu kepada Rena. Arga mengerti
dengan apa yang diisyaratkan oleh Ardi,kemudian dia terdiam.
“kenapa...?”tanya Rena sekali
lagi tidak mengerti.
Ardi tersenyum.”nggak
kok,kemarin pas kamu kasih uang dan makanan ke anak itu,aku
dibelakangmu”jawabnya.
“benarkah...?”tanya Rena
kemudian.
Ardi mengangguk.
Arga kembali tertawa.
“sudah...sudah...dunia memang sempit. Perkenalkan Ren,dia Ardi sahabtku dan
Ardi ini Rena,sahabatku waktu SMP.”katanya memperkenalkan.
Ardi tersenyum simpul menerima
uluran tangan Rena. Jantungnya berdesir
ketika tangannya bersentuhan dengan tangan Rena. Dia tak menyangka kalau
akhirnya bisa berkenalan dan akrab dengan Rena.
“ayo,nyari tempat duduk yang
nyaman.”ajak Rena tiba-tiba.
“dimana...?”tanya Arga.
“udah...ikuti aku
aja.”jawabnya kemudian melangkah.
Ardi dan Arga mengikutinya
dari belakang.
...............................................................................
Ardi semakin dekat dengan
Rena. Ternyata Rena anak yang baik,manis dan cantik lagi. Tak heran jika Ardi
merasa semakin cocok dengan gadis manis tersebut. Dan yang lebih membuat Ardi
bahagia adalah,ternyata Rena masih sendiri. Rena masih free,belum dimiliki oleh
siapapun.
“ehm...dinner dimana Di?”
tanya Arga ketika dilihatnya Ardi sudah berpakaian rapi.
“jalan-jalan.”jawabnya datar
sambil mengikat tali sepatunya.
“Ga makasih ya,kasih support
terus buat hubungan aku sama Rena.” katanya kemudian.
“maksud kamu?” Arga tak
mengerti.
“aku sudah 1 bulan lebih kenal
Rena. dan aku merasa cocok dengan dia Ga. Malam ini aku pengen nembak
dia.”jawab Ardi mantap.
Arga
tersenyum.”beneran...?”tanyanya lagi.
Ardi mengangguk.
“okey. Semoga Rena
jadi milik kamu sobat.” Ujar Arga
tulus.
Ardi tersenyum. Hatinya
bahagia. Arga adalah sahabat terbaiknya.
..................................................................................................
“kamu tau nggak kenapa aku
begitu peduli dengan anak kecil?” tanya Rena kepada Ardi malam itu.
Ardi menatap Rena. wajah bulat
telurnya semakin kelihatan cantik ditimpa cahaya bulan.
“kenapa?”
Rena mendesah pelan.” Aku
kasihan melihat mereka Di. Belum saatnya mereka bekerja sekeras itu.” Jawabnya.
“terus apa yang kamu
inginkan?” tanya Ardi lagi.
“aku ingin melindungi mereka
Di. Suatu saat nanti aku ingin mendirikan sebuah rumah singgah untuk
mereka.”jawabnya mantap.
Ardi terdiam. Dia merasakan
kepedulian Rena kepada anak-anak terlantar itu.
“aku juga ingin melindungi
kamu. Seperti kamu melindungi mereka.” Kata Ardi
tiba-tiba.
Rena menoleh. Meyakinkan apa
yang baru saja diucapkan ardi.
“maksud kamu?”
Ardi menggenggam tangan Rena.
“maksudku,aku ingin menjadi orang yang berarti dihidup kamu.aku ingin
melindungi kamu seperti kamu melindungi mereka. Aku ingin mengasihi kamu
seperti kamu mengasihi mereka,dan aku juga ingin menyayangi kamu seperti kamu
menyayangi mereka.”tuturnya mantap.
“Ardi,kamu.....” kata Rena tak
percaya.
“iya,aku mencintai kamu. Aku
menyayangi kamu Rena. jauh sebelum kau kenal aku. Aku sudah mencintai kamu ren.
Ketika melihat kamu di lampu merah itu,aku sudah mencintai kamu ren. Hingga
setiap hari,aku mencarimu di lampu merah itu.” Jawab Ardi jujur.
Rena membisu. Dia tak
menyangka bahwa Ardi akan sangat begitu mengharapkannya.
“Rena,maukah kau menjadi
kekasihku?”
Rena menunduk. Mukanya memerah
menahan malu. Dalm hati kecilnya dia begitu
bahagia,hatinya tersanjung. Trnyata masih ada orang seperti Ardi.
Diberanikannya menatap mata
Ardi yang penuh harap itu. Dan kemudian dia mengangguk dengan pelan.
Ardi tersenyum. Kebahagiaannya
membuncah. Pengharapnnya selama ini telah menjadi kenyataan. Gadis yang
dilihatnya di lampu merah itu nyata dan sekarang menjadi miliknya.
“aku mencintaimu Rena...sangat
mencintaimu!” teriaknya kemudian memeluk Rena dengan erat. Hatinya
begitu bahagia.
Hmmm... sungguh akhir yang indah.
.................................................................